15 Desember 2010

Sayang Nyawa atau Sayang Rokok???

Hari sabtu malam minggu saya keliling kota Subang, sambil jalan-jalan melihat keramaian. Tepat di pusat kota saya lihat mulai spanduk, baligo sampai umbul-umbul, semua semarak dengan merek sebuah rokok. Sambil naek motor berfikir, apa maksudnya menghabisi kota dengan spanduk, baliho dan umbul-umbul rokok semua? kata orang sunda mah " Aya aya wae, rokok ge diijinan wae, teu mikir dampakna kitu". Indonesia menempati urutan ketiga penderita paru-paru dan jantung akibat rokok, dengan jumlah mencapai 146.860 jiwa. Dari jumlah tersebut ternyata prevalensi tertinggi pada usia 15-19 tahun, jumlahnya mencapai 32,2 %. Lebih memprihatinkan lagi, para perokok pada usia anak-anak (5-9 tahun), jumlahnya meningkat tajam. Ah saya juga tahu, semua orang sadar bahwa merokok itu berbahaya, apalagi buat wanita, merusak janin. Iklan rokok sangat besar, hampir di setiap sudut, tapi peringatan berbahayanya rokok di tulis di bawah dan di tulis sangat kecil. Orang yang merokok berdalih, bagaimana dengan petani tembakau? kalau rokok di stop?yang di perlukan adalah keberanian pemerintah untuk memberhentikan, bahkan menutup perusahaan rokok. Sudah parah sekali tingkat penyakit jantung akibat rokok, saya hanya mau bilang " hai perokok, jangan beralibi terus, padahal kamu tahu rokok berbahaya ", Yang bikin menghawatirkan banyak anak sd sudah merokok, pegawai merokok, guru merokok, bagaimana anak ga merokok, da gurunya juga ngeroko, mungkin guru merokok, anak ngeganja. Astagfirullah... ngeri. Mudah-mudahan promosi besar-besaran rokok bisa diimbangi dengan gerakan " anti rokok " sehingga kita bisa meminimalisir pengguna rokok, minimal di daerah kita dulu, selain seminar dan penyuluhan tentang bahaya rokok tentunya.

0 komentar: