26 September 2010

Baytul Qu'ran dan Pemberantasan Buta Huruf Al-Qu'an

Kegiatan demi kegiatan selalu saya ikuti, mulai dari kegiatan dengan kawan- kawan BloggerSubang ataupun kegiatan yang sifatnya keagamaan. Namun ada satu yang sering dilupakan, bahwa saya sedang membangun sebuah lembaga pendidikan Baytul Qur'an. Yayasan ini saya bangun dengan ayah sejak tahun 2000, kegiatan belum ada tapi akta notaris sudah di buat. Tahun 2002 adalah tonggak awal di mulainya kegiatan dengan mengusung Yayasan Wakaf Madani sebagai media rekruitment. Kegiatan pertama adalah dengan membuka bimbingan belajar Al Qur'an, serta pelajaran pelajaran umum mulai dari tingkat SD, SMP, SMA. Pada waktu itu ada 4 orang yang mendaftar untuk bimbingan belajar Al Qur'an, itupun hanya tetangga saja. Selang dua bulan meningkat menjadi 7 orang, dengan komposisi 4 orang pelajar SMP, 3 pelajar SMA. Di awal tahun 2003, di buatlah Bimbingan Belajar Baytul Qur'an. Di tahun yang sama mulai berkembang menjadi 20 orang santri, dengan tidak hanya belajar Al Qur'an tapi juga belajar Iqra. Di buat lah dua kelas, yaitu kelas Iqra dan kelas Al Quran. Sampai tahun 2005 berkembang lagi dengan signifikan menjadi 80 orang santri. Dibuat menjadi kelas Iqra, Al Quran 1, Al Qura'an 2 dan Al Quran 3. Dengan pembagian pukul 15.30 adalah kelas Iqra, 16.30 kelas Al Qur'an 1 dan Al Qur'an 2, dan pukul 18.30 Al Qur'an 3. Mengapa di buat kelas kelas seperti itu karena ketika santri tamat dari Iqra, mereka masuk ke jenjang Al Qur'an 1 ( Pemula ). Setelah khatam Al Qur'an kemudian masuk ke kelas Al Qur'an 2 (tahsin). Metode yang di gunakan metode klasikal. Minimal 3 kali khatam Al Qur'an masuk ke kelas Al Qur'an 3, tingkatan ini sudah masuk ke kajian kitab. Kegiatan wajib adalah dengan adanya kegiatan Muhadhoroh yang dilaksanakan setiap malam jum'at. Di tahun 2010 awal di buka kelas Bimbingan Belajar Bahasa Inggris tingkat dasar, dengan kerja keras dalam waktu berapa bulan sudah ada 35 orang. Jadi jumlah total di Baytul Qur'an menjadi 125 santri. Dengan tanpa dukungan dari pihak mana pun, termasuk dukungan finansial dari donatur ataupun bantuan bantuan pemerintah, sudah tekad saya bahwa Bimbingan Belajar Baytul Qur'an ini akan terus ada dan terus memberantas buta huruf Al Qur'an. Dengan pesatnya perkembangan informasi dan tekhnologi sekarang ini, membangun karakter islami serta membentengi mereka dengan Al Qur'an sudah menjadi harga mati. Degradasi moral yang nampak di depan mata sudah harus dibenahi dan di mulai dari generasi remaja yang memang sangat rentan oleh perubahan. Mudah mudahan kedepan ada dukungan dari pihak manapun, sehingga Bimbingan Belajar Al Qur'an ini menjadi lebih besar dan menjadi maslahat bagi umat. Wallahu'alam.
Bimbingan Belajar Baytul Qur'an, Jalan Apel Raya No. 24 Blok 3 Perumnas Subang.

0 komentar: