17 September 2010

"Pergolakan Pemikiran" catatan seorang Blogger Subang part 1

Hari kemarin adalah titik tolak dari sebuah tulisan yang kritis, setelah lama sekali tidak menulis. Aku ingat mulai tahun 1997 menulis tentang pemikiran dan idealisme pergerakan. Masa masa itu adalah masa ketika rezim Soeharto yang masih menggunakan pasal subversi mencoba membungkam suara suara kritis di dalam kampus. Saat itu aku masih semester awal, ada sebuah aksi dengan nama ALAM ( Aliansi Aktivis Mahasiswa ) IAIN Sunan Gunung Djati, hari itu juga saya bergabung aksi dengan masa hanya 7 orang. Isue yang mereka usung " Turunkan Soeharto ". Sebuah aksi yang di cibir sama semua mahasiswa dan dosen. Mereka pikir sia sia menghantam Soeharto yang sudah 30 tahun berkuasa. Malam itu juga aku bergabung dengan ALAM, yang hanya terdiri dari 4 orang aktivis saja. Ada Hamdan, Alam, Deni dan Iman, setelah itu aku bergabung. Posisi yang di berikan adalah sebagai divisi propaganda. Aksi demi aksi di jalankan dengan hanya kurang lebih 10 orang. Semua anggota ALAM selalu diikuti intel kemanapun. Kelebihan kami adalah melakukan penggalangan masa melalui cara cara radikal,,dengan berorasi di depan ruang kelas sampai fakultas, jurusan bahkan rektorat. Tapi ternyata aksi yang sering dilakukan berbuah manis, masa aksi semakin besar,,aksi kami selalu menutupi jalan utama Bandung-Garut, setiap aksi polisi pun di buat kalangkabut. Seiring semakin besar masa aksi,,dan memang tugas saya sebagai propaganda yang selalu membuat pernyataan sikap setiap aksi,,dan menghubungi media, akhirnya Front Indonesia Muda ( FIM ) Bandung yang terdiri dari KA-UNPAD, Uninus, Unisba, Unwim, Ikopin, STT, serta IKIP mengajak ALAM IAIN bergabung. Ternyata aku masih di tempatkan di divisi propaganda. Selang beberapa minggu saya menjadi pempred buletin INDONESIA MUDA, buletin FIM Bandung. Tak lama setelah kepemimpinan hamdan habis, aku menjadi Ketua Aliansi Aktifis Mahasiswa ( ALAM ) IAIN SGD,. Semasa kepengurusanku,,aksi semakin besar, setiap bergabung dengan kampus lain, kami selalu membawa masa besar,pada dua minggu sebelum Soeharto lengser bahkan membawa 13 bis DAMRI, di perkirakan 1000 orang mahasiswa IAIN ikut aksi, yang pada waktu itu aku yang menjadi komandan lapangannya. Ini sebuah memori indah, ketika membuat sebuah kontribusi untuk negeri. Lebih dari dua tahun memegang buletin INDONESIA MUDA ternyata masih berbekas ciri khas tajam dalam penulisan. Makanya ketika aku menulis " kantorku sarang penyamun " semua orang di kantorku kebakaran jenggot, bahkan merembet ke intansi lain. Saya semakin sadar betapa dahsyatnya sebuah tulisan, bukan orang yang di hantam, ternyata sistem dan kemapanan yang sudah mereka buat. Ada sedikit tekanan, tapi belum apa apa di banding era 1998, yang sangat represif, main culik dan sebagainya. Aku bangga tetap bersama sama kawan kawan blogger Subang, ada semangat untuk kembali menulis, menuangkan semua idealisme dan ide ide segar. Terima kasih kawan atas semua dorongan dan dukungan. Aku tidak akan berhenti menulis, dan mereka tidak akan bisa membungkam sebuah tulisan.

1 komentar:

yanu prasetyo mengatakan...

semoga tulisan ini bisa berlanjut ke part 3,4, 10, 100, 1000 dan seterusnya :)

"lebih baik mati muda daripada hidup tenggelam dalam kemunafikan"
(Gie)