11 September 2010

Potret Pengemis di Hari Raya

Kemarin saya dan keluarga menunaikan shalat ied di lapangan dekat komplekku. Dari mulai datang ke lapang, saya lihat para pengemis berjejer di gerbang lapangan. Saya tidak habis pikir, apa mereka tidak mau shalat ied, dan kemudian merayakan iedul fitri bersama keluarga besarnya. Setelah sahalat, saya perhatikan mereka tidak mengikuti shalat, khutbah, bahkan ketika sampai saatnya selesai, bahkan ketika bersalam salaman, mereka tetap mengadahkan tangan dengan wajah memelas. Setelah pulang saya berfikir, mungkin ini masalah klasik, yaitu masalah kemiskinan dan masalah ketersediaan lapangan kerja. Atau paling tidak untuk hari raya saja mereka tidak merayakannya seperti kita. Mungkinkah ada ketidak meretaan pembagian zakat fitrah?. Pengemis adalah sebuah fenomena. Bagaimana tidak, berdasarkan penelitian sebuah lembaga survey di Jakarta belum lama ini, pendapatan brutto mereka antara Rp.50.000,- s.d Rp. 100.000,- dan uang receh yang beredar ditangan para pengemis ini hampir mencapai Rp. 1 milyar perhari. Sungguh sebuah fenomena. Memasuki bulan Ramadhan, mereka berbondong-bondong datang ke kota-kota besar di Indonesia. Termasuk di Subang sendiri mereka telah datang sebelum bulan puasa tiba. Kegiatan para pengemis ini disinyalir banyak pihak di organisir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kita memang disunnahkan bersedekah dan tidak harus pandang bulu. Namun ada baiknya kita memberikan sedekah kepada orang yang tepat menerimanya, bukan kepada para Pengemis yang teroganisir itu. Memang pada kenyataan masih banyak sekali anak Bangsa ini yang masih hidup dibawah garis kemiskinan dan ini tentu merupakan sebuah pekerjaan rumah bagi pemerintah Subang. wallahu'alam....

0 komentar: